Posted by : Unknown
Selasa, 03 Maret 2015
Aku
berdiri terpaku di depan sebuah pohon beringin yang begitu lebat. Mengamati
setiap detail yang terlihat darinya. Entah kenapa beberapa hari terakhir ini
pohon itu membuat perhatianku teralihkan. Seperti ada sesuatu yang menarikku untuk
menuju ke sana.
“Nathan
…” Kudengar suara seseorang memanggil namaku parau. Namun, saat aku menoleh, tak
ada siapa pun di sana. Aku mengernyitkan dahi. Kurasakan tiba-tiba bulu kudukku
seperti berdiri. Aku menatap kembali pohon yang ada di hadapanku ini. Ada
sesuatu yang ganjil kurasakan saat ini.
***
“Si
… siapa kau? Kenapa kau bisa keluar dari pohon itu?” tanyaku sedikit gemetar, sembari membetulkan posisi kacamataku yang
sedikit menurun. Gadis itu, kulihat wajahnya tampak pucat, dan matanya sayu.
Ia
masih saja terdiam tak memberikan jawaban padaku. Saat aku akan membalikkan
badan dan melangkahkan kaki untuk pergi dari tempat itu, rasanya tubuhku kaku
seketika. Aku sama sekali tak bisa menggerakkan kakiku. Dengan keringat dingin
yang sudah mengucur dari kepalaku, aku berusaha sekuat mungkin menarik kakiku
yang masih berpijak pada tempat itu. Tapi tetap saja, aku masih tak bisa
menggerakannya.
“Aaahhh
….” Aku merasakan tubuhku tiba-tiba saja sudah terpental ke atas tanah. Seperti
ada sesuatu yang mendorong. Dan saat itu juga aku langsung beranjak untuk
bangkit lalu berlari meninggalkan area pohon beringin itu. Sebelum akhirnya,
kulihat gadis tadi sudah menghilang dari pandanganku.
***
Entah
kenapa kini aku sudah berada di tempat ini lagi. Tempat yang sama seperti
hari-hari sebelumnya. Sepertinya tadi aku masih berada di rumah, tidur di
kamarku. Siapa kira-kira yang sudah memindahkanku ke tempat ini? Ataukah kini
aku berada di alam mimpi?
“Kau
harus bertanggung jawab!” Suara seseorang langsung memecah pikiranku. Aku
terperangah, gadis itu muncul lagi. Tapi, kenapa dia berkata seperti itu?
“Maksudmu
apa? Ta … tanggung jawab apa?” tanyaku heran sedikit terbata. Tiba-tiba saja
sebuah cahaya merah keluar dari tangan yang diarahkannya padaku. Aku kembali
terpental, kacamataku terlepas dariku dan pandanganku sedikit kabur.
“Apa
kau lupa denganku?” tanyanya dengan senyum menyeringai. “10 tahun lalu, apa kau
benar-benar sudah lupa?!” lanjutnya lagi, kini dengan nada yang membentak. Aku
masih terdiam, mencoba mengingat sesuatu.
Sesaat
kemudian mataku terpejam. Entah, tiba-tiba saja memory otakku merekam semua
kejadian 10 tahun lalu. Kulihat seorang gadis berambut ikal sedang berlari-lari
kecil dengan seorang anak laki-laki seumurannnya. Mereka terlihat asik dan
gembira menikmati masa kecil mereka.
Namun,
saat sedang bercanda, sepertinya laki-laki itu melewati batasnya. Tanpa
disadari ia kemudian mendorong keras gadis itu sampai kepalanya membentur
pohon. Darah segar mengalir dari kepalanya, tak lama ia langsung jatuh terkulai
di tanah. Dan laki-laki itu masih terdiam, sorot matanya yang tajam seakan
menyiratkan suatu misteri yang hanya diketahuinya.
“Apa
kau sudah ingat?” tanya gadis itu menatap tajam pada Nathan. Laki-laki itu
kemudian bangkit, sepertinya ketakutan sedang mendera dirinya. Perlahan ia
memundurkan langkahnya. Gadis itu masih menatap tajam, dan saat ia akan
berbalik untuk berlari cahaya merah kembali muncul dari tangan gadis yang
diarahkan pada Nathan.
Dalam
sekejap tubuh Nathan sudah terombang ambing dipermainkan oleh kekuatan tangan
Neyra—gadis yang pernah ada dalam hidup Nathan. Sesaat tubuhnya kembali
terpental, menabrak pohon beringin tua yang ada di sana. Laki-laki itu
terkulai, darah segar keluar dari mulut dan kepalanya. Sepertinya, memory lama ingin membalas apa yang terjadi.
SEKIAN